KEJADIAN MANUSIA
Standar Kompetensi
Memahami ayat-ayat Al qur’an beserta
tugasnya sebagai hamba allah dan khalifah-Nya dibumi.
Kompetensi Dasar
Membaca dan menyebutkan arti surat
Almukminun : 12-14 dan hadis yang
terkait, serta menampilkan perilaku sebagai hamba Allah dan khalifahnya dibumi
sebagaimana diterangkan dalam ketiga ayat dan hadis tersebut.
QS AL MUKMINUN : 12-14
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ(12)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ(13)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ
مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ(14)
KOSA
KATA
Dan sesungguhnya :
وَلَقَدْ
Kami telah menciptakan : خَلَقْنَا
Saripati : سُلالَةٍ
Air mani : نُطْفَةً
Segumpal darah : عَلَقَةً
Segumpal daging : مُضْغَةً
Tulang / tulang
belulang : عِظَامًا / الْعِظَامَ
Makhluk : خَلْقًا
TERJEMAHAN AYAT
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
PENJELASAN
QS ALMUKMINUN : 12 - 14
Sebagai hamba Allah dan khalifahnya
dibumi, dan sekaligus satu-satunya makhluk yang telah dipersiapkan untuk mampu
berusaha memiliki ilmu, maka manusia oleh Allah disempurnakan kejadiannya
sedemikian rupa,jauh lebih sempurna dari pada kejadian seluruh makhluk lainnya.Manusia
memang diciptakan oleh Allah dari saripati tanah, suat jenis bahan yang tidaklebih unggul dari pada
asal kejadian makhluk-makhluk lainnya; bukan bahannya yang unggul melainkan
proses kejadiannya.
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ(12)
Ayat ini menegaskan
bahwa manusia diciptakan dari saripati tanah yang bersih, yang dimaksud “
Manusia “ di sini adlah nabi Adam AS, namun sebagian ahli tafsir
memahaminya bukan Nabi Adam melainkan keturunan Adam, dengan alasan
bahwa air mani itu tercipta dari darah yang berasal dari makanan yang
dikomsumsi manusia,baik makanan hewani maupun makanan
nabati, namun makanan hewani justru berasal dari zat nabati. Semua zat
nabati berasal dari saripati tanah dan air. Dengan demikian, manusia pada hakekatnya
tercipta dari saripati tanah yang kemudian berproses menjadi air mani.
Dr.
Ahmad Muhammad Kamal mengatakan :
Sesungguhnya “ tanah “ yang disebutkan dalam Al Qur’an
dengan istilah تُراَبٌ atau طِينٍ mengandung arti kiasan (
Majasi ) karena manusia itu – bahkan seluruh makhluk hidup – tercipta secara
kimiawi yang disebut “ Protoplasma “, yakni zat hidup yang banyak
mengandung sel-sel hewani dan nabati, dan secara mikro terdiri antar lain :
oksigen, hidrogen, karbon, karbo hidrat, lemak, fosfor, kalsium, sodium,
yodium, kalori, protein, dan zat besi. Apabila kita melihat segenggam tanah
dengan mikroskop, niscaya kita akan menemukan zat-zat tersebut. Maka tidaklah
berlebihan jika istilah “ Tanah” dalam Al Qur’an kita pahami sebagai
“ bahasa kiasan “ karena tubuh manusia, binatang, maupun tanaman
sesudah mati justru kembali menjadi tanah.
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ(13)
Ayat
ini justru memperkuat pendapat pertama yang mengatakan bahwa Nabi Adam AS
tercipta dari saripati tanah, sedangkan keturunan Adam tercipta dari air mani
yang terhimpun di tulang punggung kaum laki-laki, yang apabila ditanamkan ke
dalam rahim kaum perempuan maka terjadilah proses pertumbuhan calon manusia
dari msa kehamilan sampai masa kelahiran. Namun demikian pendapat kedua – yang
mengatakan bahwa seluruh manusia tercipta dari saripati tanah – juga bisa dibenarkan,
karena air mani itu pun pada hakekatnya berasal dari tanah.
ثُمَّ خَلَقْنَا
النُّطْفَةَ عَلَقَةً
Potongan ayat ini
menjelaskan bahwa dalam rahim, air mani berproses menjdi segumpal darah,
begitulah Tahap Pertama pertumbuhan calon manusia dalam rahim
ibunya. Dalam hal ini Dr. Salim Muhammad mengatakan : “ Manusia tercipta
dari tanah “ bisa dipahami sebagi terciptanya Nabi adam AS, dan bisa juga
dipahami sebagai terciptanya seluruh manusia. Sebab air mani itu dari orang
laki-laki maupun perempuan, yang tercipta dari saripati makanan yang dikonsumsi
oleh tubuh mereka, sedangkan semua makanan berasal dari tanah. Karena itu, yang
dimaksud dengan “ Nutfah “ bukan hanya air mani laki-laki saja, melinkan
juga sel telur perempuan ( ovum ). Apabila terjadi persenyawaan diantara
keduanya, maka pada tahap pertumbuhannya yang pertama terwujudlah “ segumpal
darah “, yakni himpunan sel-sel hidup yang berasal dari sel telur perempuan
setelah dibenihi air mani laki-laki.
فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ
مُضْغَةً
Potongan ayat ini
menjelaskan “ tahap kedua pertumbuhan calon manusia ‘ dalam
rahim, yaitu segumpal darah berproses menjadi segumpal daging yang belum
menampakkan suatu bentuk atau pun lekuk-lekuk.
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ
عِظَامًا
“ Tahap ketiga “ menurut potongan ayat
ini adalah segumpal daging berproses menjadi sel-sel tulang.
Dalam kitab tafsir Ibnu
Katsir potongan ayat tersebut justru diarahkan pada pengertian bahwa “ pada
tahap ketiga ini calon manusia dalam rahim sudah berkepala, bertangan dua, dan
berkaki dua, sekaligus dilengkapi dengan tulang, otot, dan urat “.
فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ
لَحْمًا
Potongan ayat ini
menjelaskan : “ Tahap keempat “ yaitu sel-sel tulang terbungkus
oleh daging, otot, dan berbagai jenis urat. Ahmad Musthafa al Maraghi
mengatakan : “ Dalam rahim, ‘ air mani “ berubah menjadi “ segumpal darah
“ setelah berproses selama 4 minggu, kemudian berubah lagi menjadi “
segumpal daging “ setelah berproses beberapa Minggu. Pada tahap berikutnya,
barulah muncul sel-sel tulang beserta berbagai jenis urat yang membungkusnya.
Dalam kitab tafsir Ibnu
katsir potongan ayat tersebut dipahami sebagai tahap munculnya zat pelindung,
zat perekat, dan zat penguat bagi seluruh organ tubuh manusia dalam rahim.
ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ
خَلْقًا آخَرَ
Setelah melewati tahap
keempat, maka potongan ayat ini barulah calon manusia dalam rahim itu
menampakkan bentuknya dengan anatomi yang rumit dan bentuk tubuh yang relatif pantas sebagai manusia untuk
dipersiapkan sebagai saksi atas kemaha kuasaan dan kemahabesaran Allah SWT.
Dalam kitab tafsir Ibnu
katsir potongan ayat tersebut dimaknai sebagai tahap pemasangan roh ke dalam
jasad manusia yang sudah sampai pada tahap akhir pertumbuhannya dalam rahim,
sehingga jadilah ia sebagai manusia yang memiliki panca indera sekalipun belum
berfungsi sepenuhnya. Pemahaman ini di perkuat dengan sebuah hadis :
إِذاَ أَتَتْ عَلىَ النُّطْفَةِ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ
بَعَثَ اللّهُ إِلَيْهاَ مَلَكاً فَنَفَخَ فِيْهاَ الرُّوْحَ فِيْ ظُلُماَتٍ ثَلاَثٍ
-رواه ابن أبي حاتم عن على بن أبي طالب
“Apabila telah sampai pda air mani ( masa proses ) 4 bulan
lamanya, maka Allah mengirimkan malaikat kepadanya untuk memasang roh
kedalamnya ( ketika air mani itu masih berada ) di antar 3 kegelapan ( yakni
diantara perut, rahim, dan selaput )” –HR Ibnu Abi Hatim dari Ali bin Abi Thalib
-.
فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ(14)
Baik
dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir maupun tafsir al Maraghi potongan ayat tersebut
dikatakan sebagai respons wahyu terhadap ucapan Umar Bin Khatab. Ketika ayat 12
– 14 dalam surat Al Mukminun diturunkan oleh Allah dengan pokok bahasan tentang
asal dan proses kejadian manusia, maka dengan rasa kagun Sayidina Umar berkta
:
فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“ Maha sucilah Allah
Pencipta Yang Paling Baik “
Seketika
itu turunlah sepotong ayat yang bunyinya seperti yang diucapkan oleh Sayidina
Umar. Rasulullah SAW pun bersabda : “ Ya Umar, telah turun kepadaku sepotong
ayat seperti yang engkau ucapkan itu ! “.
HADIS : TENTANG PROSES
KEJADIAN MANUSIA
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قاَلَ ;حَدَّثَناَ رَسُوْلُ
اللّهِ .صلم. وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ ; إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيُجْمَعُ خَلْقُهُ
فِيْ بَطْنِ أُمِّه أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ
ذاَلِكَ ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذاَلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ
الرُّوْحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِماَتٍ ; رِزْقِه ، وَأَجَلِه ، وَعَمَلِه ،
وَهَلْ هُوَ شَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ - الحديث رواه أحمد -
KOSA KATA
Orang yang terpercaya : الْمَصْدُوْقُ
Benar-benar dihimpun / diproses : لَيُجْمَعُ
Perut :
بَطْنِ
40 hari :
أَرْبَعِيْنَ يَوْماً
Dikirim ; diutus : يُرْسَلُ
Untuk meniupkan / memasangkan : فَيَنْفُخُ
4 ketentuan :
بِأَرْبَعِ كَلِماَتٍ
Orang yang celaka : شَقِيٌّ
Orang yang beruntung : سَعِيْدٌ
TERJEMAHAN HADIS BERKAITAN DENGAN KEJADIAN MANUSIA
“ Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Telah
bersabda kepada kami Rasulullah SAW – Beliau
adalah orang yang jujur dan terpercaya - ; “ Sesungguhnya seorang
diantara kamu ( setiap kamu ) benar-benar diproses kejadiannya dalam perut
ibunya selama 40 hari berwujud air mani; kemudian berproses lagi selama 40 hari
menjadi segumpal darah; lantas berproses lagi selama 40 hari menjadi segumpal
daging; kemudian malaikat dikirim kepadanya untuk meniupkan roh kedalamnya;
lantas ( sang janin ) itu ditetapkan dalam 4 ketentuan : 1. Ditentukan ( kadar
) rizkinya, 2. Ditentukan batas umurnya, 3. Ditentukan amal perbuatannya, 4. Ditentukan
apakah ia tergolomg orang celaka ataukah orang yang beruntung “. - Hadis ini
masih ada kelanjutannya ( HR Ahmad ).
Penjelasan Hadis :
Hadis
tersebut Dwimuka menjelaskan proses kejadian manusia dalam rahim ibunya, yaitu
40 hari pertama berwujud “ Nutfah “ ( air mani laki-laki bersenyawa
dengan sel telur perempuan ), 40 hari kedua berproses menjadi “ Alaqah “
( segumpal darah ), 40 hari ketiga berproses menjadi “ Mudlghoh “ (
segumpal daging ).
Hadis
tersebut di muka lebih lanjut menjelaskan bahwa saat berwujud nudlghah itulah
Allah SWT mengirim malaikat untuk memasangkan roh kepadanya bersamaan dengan ditetapkannya
4 ketentuan sebagaimana telah disebutkan dalam hadis.
KORELASI ANTARA SURAT
AL MUKMINUN : 12 – 14 DAN HADIS IBNU MAS’UD
1.
Dalam ilmu ushul fiqih
dijelaskan bahwa fungsi hadis terhadap Al Qur’an antara lain : mengukuhkan dan
memperjelas.
Hadis Ibnu Mas’ud itu mengukuhkan keterangan dalam Surat Al
Mukminun : 12 – 14 tentang asal kejadian manusia beserta proses kejadiannya
dalam rahim. Selain itu, Hadis Ibnu Mas’ud semakin memperjelas bahwa calon
manusia dalam rahim di proses sebagai berikut :
a)
Berwujud “ Nuthfah “
sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al Mukminun : 13, maka dalam hadis Ibnu
Mas’ud dijelaskan masa persenyawaan air mani laki-laki dengan sel telur
perempuan selama 40 hari.
b)
Berwujud “ Alaqah “
sebagaimana disebutkan dalam bagian pertama Surat al Mukminun : 14, maka dalam
hadis Ibnu Mas’ud diperjelas masa berprosesnya untuk menjadi “ Mudlghah “
selama 40 hari.
c)
Berwujud ‘ Mudlghah “
kemudian “ tulang belulang yang dibungkus dengan daging, otot, dan urat “
sebagaimana disebutkan pada bagian kedua dan ketiga Surat Al Mukminun : 14,maka
dalam hadis Ibnu Mas’ud dijelaskan masa berprosesnya untuk menjadi “ janin “
yang lengkap dengan seluruh organ tubuhnya beserta panca inderanya ang belum
berfungsi sepenuhnya, demikian itu berlangsung salama 40 hari.
d)
Sudah berwujud “ calon
manusia yang tinggal menunggu masa kelahiran yang telah ditentukan “
sebagaimana telah disebutkan pada bagian keempat Surat Al Mukminun : 14, maka
dalam hadis Ibnu Mas’ud dijelaskan pemasangan roh pada sang janin yang telah
berusia 120 hari dalam rahim, dan sekaligus dijelaskan pula penentuan suratan
takdirnya yang meliputi rizkinya, batas umurnya, amal perbuatannya, dan
nasibnya kelak di akherat.
2.
Jika dikaitkan dengan
tugas hidup manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di bumi, maka tidak
perlu diherankan tentang munculnya :
·
Sejumlah manusia yang
benar-benar mampu melaksanakan tugas hidupnya atas dasar ilmu, iman, dan taqwa,
sehingga hidup mereka sukses di dunia dan di akherat.
·
Dan sekian besar jumlah
manusia yang tidak segan-segan menanggalkan tugas hidupnya, sehingga berubah
menjadi monster-monster perusak tatanan alam dan penginjak-injak hukum-hukum
Allah.
Karena munculnya dua golongan manusia seperti itu sejak semula
sudah diskenario oleh allah atas dasar kehendak dan kemahabijaksanaan-Nya.
rpp dan media dikirin via email