Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serial aktivitas pengoleksian data melalui observasi dan ekperimen, kemjdian memformulasi dan menguji hipotesis.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
MENINGKATKAN META KOGNITIF SISWA
Untuk meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.Lima Ciri Tujuan Pembelajaran yang Lengkap:
Meningkatkan regulasi diri (self regulation) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan dalam bentuk bagaimana tentang belajar (learning how to learn).
Diperolehnya hasil belajar yang tinggi dan bermakna.
Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
Untuk mengembangkan karakter siswa.
1. Berbentuk tingkah laku
2. Berbentuk hasil belajar
3. Meliputi satu jenis tingkah laku
4. Memakai kata kerja operasional (KKO)
5. Setiap rumusan tujuan mengandung 4 komponen
a. Siswa (Audience) = A
b. Perilaku terminal (Behaviour) = B
c. Kondisi demonstrasi (Condition) = C
d. Standar keberhasilan (Degree) = D
KONDISI
Perumusan Tujuan Pembelajaran Pertama KONDISI. Bagian ini akan menjawab hal-hal berikut.
Apa itu kondisi?
Kapan kondisi diperlukan?
Kapan kondisi tidak diperlukan?
Kapan kondisi dinyatakan secara cermat?
Kapan kondisi dinyatakan secara lengkap?
Apa itu Kondisi?
Komponen kondisi dalam tujuan pembelajaran menyebutkan sesuatu yang secara khusus diberikan atau tidak diberikan ketika siswa menampilkan perilaku yang ditetapkan dalam tujuan. Sesuatu yang dimaksud sebagai kondisi dalam tujuan pembelajaran khusus (TPK) bisa berupa:
1. Bahan dan alat, 2. Informasi, 3. Lingkungan
Contoh:
- Siswa dapat menerjemahkan kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, tanpa menggunakan kamus.
- Diberikan kalkulator dan rumus, siswa dapat menghitung jumlah kuadrat 50 buah skor.
- Diberikan peta dunia, siswa dapat menunjukkan kawasan timur tengah sesuai dengan pembagian region dunia menurut Wheeler.
- Diberikan tabel hasil percobaan uji larutan, siswa dapat menentukan senyawa yang merupakan larutan elektrolit dan elektrolit.
- Disajikan data percobaan hukum Hooke, siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan tersebut.
- Siswa dapat memprediksi sesuai dengan simpulan dari percobaan hukum Hooke.
Penyebutan kondisi dalam tujuan pembelajaran diperlukan, apabila:
- Adanya atau tidak adanya kondisi memiliki pengaruh yang berarti pada kemampuan siswa
- Siswa tidak memiliki cara lain untuk mengetahui apa yang menjadi kondisi dalam suatu rumusan tujuan pembelajaran.
Kondisi tidak diperlukan dalam tujuan pembelajaran, apabila:
1. Kondisi itu tidak memberikan pengaruh pada kemampuan siswa dalam menampilkan perilaku
2. Kondisi itu terlalu nyata dan berlebihan jika dimasukkan dalam rumusan tujuan.
Contoh:
Diberikan kertas dan pensil, siswa dapat menuliskan langkah-langkah dalam melakukan penelitian eksperimental.
Contoh kondisi diperlukan:
Tanpa membuka buku teks, siswa dapat menuliskan langkah-langkah dalam melakukan penelitian eksperimental.Melalui peta dunia, siswa dapat menunjukkan delapan kawasan besar dunia menurut Prof. Jesse H. Wheeler.Disediakan komputer, siswa dapat mendigitasi suatu wilayah dengan menggunakan program SIG.
Kapan kondisi dinyatakan secara sermat?
Kondisi telah dinyatakan secara jelas dan cermat apabila cukup rinci di mana siswa dapat mengidentifikasi bahan, alat, informasi, atau lingkungan yang diperlukan untuk menanmpilkan perilaku yang ditetapkan dalam tujuan.
Bandingkan dua contoh rumusan tujuan pembelajaran:
Diberikan sebuah peta, siswa dapat menunjukkan letak ibukota Afrika Selatan. (tidak cermat)
Diberikan peta Afrika, siswa dapat menunjukkan letak ibukota Afrika Selatan. (cermat)
Kapan kondisi dinyatakan lengkap?
Kondisi telah dinyatakan secara lengkap apabila semua bahan, alat, informasi, dan lingkungan yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menampilkan perilaku yang ditetapkan dalam tujuan dicantumkan.
Contoh:
Diberikan buku teks dan kalkulator, siswa dapat menghitung jumlah kuadrat dari 50 buah skor.
DERAJAT KEBERHASILAN
Derajat keberhasilan memiliki makna yang sama pentingnya dengan kondisi dalam rumusan suatu tujuan khusus yang lengkap. Bagian ini akan mendeskripkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut.
Apa itu derajat keberhasilan?
Kapan derajat keberhasilan diperlukan?
Kapan derajat keberhasilan dinyatakan secaralengkap?
Kapan derajat keberhasilan dinyatakan secara cermat?
Apa itu derajat keberhasilan?
Derajat keberhasilan dalam suatu rumusan tujuan pembelajaran mendeskripsikan perilaku apa atau yang bagaimana yang dapat diteri-ma setelah siswa mencapai tujuan. Derajat atau kriteria keberhasilan penting untuk mempreskripsikan perilaku minimal.
Bandingkan dua contoh rumusan tujuan pembelajaran berikut.
- Siswa dapat mengetik (tidak ada kriteria mengenai tingkat penguasaan atau kecepatan minimal)
- Siswa dapat mengetik sekurang-kurangnya 80 kata permenit tanpa salah (ada kriteria keberhasilan ditentukan dengan jelas, berkaitan dengan kecepatan dan kecermatan).
Derajat keberhasilan diperlukan dalam semua rumusan tujuan pembelajaran, kecuali dalam rumusan tujuan yang menuntut ketepatan 100%. Jika tambahan kata dengan benar dalam rumusan tujuan tidak mengubah arti tujuan itu, maka penyebutan derajat keberhasilan seperti itu secara eksplisit tidak diperlukan.
Penyebutan derajat keberhasilan dengan benar atau semua ungkapan yang senada, kurang dapat diterima dengan akal. Ini merupakan tambahan kata yang berlebihan, karena dalam suatu rumusan tujuan yang menuntut ketepatan 100% toleransi kesalahan tidak ada.
Bandingkan dua contoh berikut.
1. Siswa dapat menghitung 1 sampai dengan 20.
2. Siswa dapat menghitung 1 sampai dengan 20 dengan benar.
Kapan derajat keberhasilan dinyatakan secara lengkap?
Derajat keberhasilan dikatakan lengkap apabila persyaratan mengenai kecermatan, kecepatan, kesesuaian dengan prosedur, dan kualitas hasil akhir yang sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam rumusan tujuan ketika diperlukan.
Kapan derajat keberhasilan dinyatakan secara tepat?
Derajatkeberhasilan dalam suatu rumusan tujuan khusus telah dinyatakan secara tepat apabila diungkapkan dengan istilah-istilah yang dapat diukur. Artinya, derajat keberhasilan harus mengungkapkan pertimbangan-pertimbangan yang dapat dikuantifikasi.
Bandingkan dua contoh, yang memasukkan kriteria kecepatan berikut.
1. Peserta didik dapat mengetik 40 kata permenit
2. Peserta didik dapat mengetik dengan cepat.
Dalam contoh pertama derajat keberhasilan telah memberi petunjuk bagaimana cara mengukur pencapaian tujuan, sedangkan dalam rumusan yang kedua ungkapan dengan cepat sangat relatif dan pengukurannya bervariasi.
SELAMAT MENCOBA
No comments